marwaarsanios.info
Berita

BRIN Siap Meluncurkan Satelit NEO-1 untuk Observasi Bumi

marwaarsanios.info – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia akan segera meluncurkan satelit nasional yang bernama NEO-1. Satelit ini merupakan bagian dari konstelasi satelit nasional yang dirancang untuk mengobservasi Bumi.

Konstelasi satelit NEO terdiri dari berbagai jenis satelit, termasuk dua satelit resolusi sangat tinggi, empat satelit resolusi tinggi, dan dua satelit SAR (Synthetic Aperture Radar). Satelit NEO-1 adalah satelit resolusi tinggi pertama dalam seri ini.

Perekayasa Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN, M. Arif Saifudin, mengungkapkan bahwa riset dan pengembangan NEO-1 telah memasuki fase akhir Assembly, Integration, and Test (AIT). Pusat Riset Teknologi Satelit menargetkan penyelesaian akhir serta persiapan peluncuran satelit pada tahun ini.

Rencana peluncuran satelit NEO-1 diharapkan akan dilakukan antara akhir tahun 2024 atau awal 2025. Satelit ini akan diorbitkan pada ketinggian sekitar 500 kilometer dari permukaan bumi dengan menggunakan orbit Sun Synchronous Polar.

Arif menjelaskan bahwa NEO-1 telah melalui serangkaian pengujian, termasuk pengujian pada level subsistem atau komponen, seperti pengujian fungsional, pengujian kinerja, dan pengujian lingkungan. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua komponen memenuhi persyaratan untuk digunakan di satelit.

Setelah proses perakitan dan integrasi selesai, akan dilakukan pengujian level sistem, termasuk pengujian fungsional, pengujian vibrasi, dan pengujian Electromagnetic Compatibility (EMC). Satelit akan siap untuk diluncurkan setelah seluruh proses AIT dan pengujian akhir selesai.

Misi utama satelit NEO-1 adalah observasi Bumi menggunakan kamera optik line scanner dan kamera termal inframerah. Satelit ini dilengkapi dengan kamera multispektral resolusi tinggi yang memiliki resolusi 5 meter dan lebar swath (sapuan) 33 kilometer.

Citra yang dihasilkan oleh NEO-1 diharapkan dapat mendukung bidang penginderaan jauh, termasuk aplikasi pertanian, kehutanan, kelautan, lingkungan, pemetaan, dan aplikasi lainnya yang memanfaatkan data citra satelit.

Selain itu, NEO-1 juga membawa kamera inframerah milik Hokkaido University, Jepang. Data citra ini dapat digunakan untuk pengamatan titik api (hotspot) kebakaran hutan, aktivitas vulkanik, pengukuran temperatur permukaan, dan riset terkait cuaca.

Satelit NEO-1 juga memiliki misi pemantauan maritim dengan membawa muatan Space Based Automatic Identification System (AIS) Receiver. Ini memungkinkan pengamatan lalu lintas maritim secara global.

Data yang dikumpulkan oleh NEO-1 dapat digunakan untuk misi ilmiah, seperti pemantauan gejala atau tanda awal kejadian gempa bumi dengan cara melihat perubahan medan magnet sebelum terjadinya gempa. Data tersebut juga dapat diaplikasikan untuk aktivitas geomagnetik.

Anda mungkin juga suka...